Tanggal 25 Desember 2013 merupakan titik balik di mana aku merasa Allah ssangat amat menyayangiku.. Pagi harinya aku masih di Madura,, siang hari bertemu ibu untuk pamitan karena akan pergi ke Jombang bersama dua temanku.. Sesampainya di rumah salah satu temanku di Jombang, kami melanjutkan perjalanan menuju rumah temanku yang satu lagi.. Aku sempat mendapatkan pesan singkat dari ibuku sekitar pukul 15.00-an yang berisi bahwa beliau menitip pesan untuk ibu kedua temanku.. Setelah makan dan berbincang2 sebentar dengan kedua temanku ada telepon masuk dari sepupuku yang mengabarkan bahwa ibu masuk IRD.. Tentu saja antara percaya dan tidak,, aku memberanikan diri untuk pulang saat itu juga dengan diantar salah satu temanku.. Sepanjang perjalanan tak hentinya aku menangis dan berpikir bahwa ini semua bohongan,, namun di rumah aku tidak menjumpai ibuku karena memang beliau saat itu sedang berada di IRD.. Kemudian aku bergegas menuju IRD untuk melihat kondisi ibuku.. Tangisku makin tak bisa berhenti saat dokter mengatakan bahwa kesadaran ibu menurun hingga angka 12 (manusia normal angkanya 15) dan ada pendarahan di otak ibu sehingga membuat ibu antara sadar dan tidak..
Selama di rumah sakit ibu mengalami kondisi yang terkadang baik namun terkadang bisa sangat buruk (tidak stabil).. Ketika ibu sudah dirawat di rumah sakit hampir dua minggu,, dokter meminta ibu untuk melakukan DSA (Semacam operasi kecil untuk melihat kondisi pembuluh darah di otak).. Setelah DSA,, ibu mengalami demam tinggi dan kondisi ibu menurun.. Esok harinya,, dokter mengabarkan kepada ibu dan bude (karena saat itu aku sedang mengurus untuk sidangku di kampus) bahwa ada kelainan pada pembuluh darah di otak ibu (aneurisma).. Dan harus segera diambil tindakan.. Sangat disayangkan dokter tersebut memberi tahu kepada ibu tentang berapa "harga" yang harus dibayar untuk operasi ibu.. Bukan angka yang kecil,, mencapai 50 juta rupiah.. Hal ini aku ketahui saat aku sudah pulang dari kampus.. Syok,, kaget,, panik,, dan hampir gila aku mendengar jumlah yang bagiku sangat fantastis itu.. Mau dapat uang dari mana ya..?? Pernah terbesit untuk menjual salah satu ginjalku agar bisa membiayai operasi ibu.. Tapi Allah sangat sayang pada umatNya (yg meskipun sering lalai pada kewajibannya sebagai seorang umat muslim).. Beberapa saudara ada yang berbaik hati mau membantu membiayai separuh biaya operasi ibu (kata dokter, jika pasien askes akan ditanggung separuh dari biaya penuh operasi si pasien).. Selang beberapa hari,, aku disuruh untuk pergi ke pengendali askes yg ada di ruma sakit tersebut oleh perawat (untuk menanyakan berapa jumlah yg akan ditanggung oleh askes).. Ada berita gembira (yg hanya bertahan satu jam karena setelah itu ada kabar buruk yg harus kuhadapi),, bahwa biaya ibu ditanggung sepenuhnya oleh askes karena ibu masuk rumah sakit masih di tahun 2013 (2014 askes dipindah menjadi bpjs).. Kemudian oleh perawat,, aku disuruh bertanya ke bagian yang akan mengoperasi ibu.. Di sana berita bahagia yang sempat aku rasakan direbut kembali ketika aku diberi tahu bahwa untuk operasi jenis penyakit ibu dari pihak askes hanya bisa menanggung sekitar 12 juta saja sedangkan keluarga harus menambah 50 juta (ternyata operasi ibu menghabisakan biaya 62 juta).. Allah,, seakan dihantam paku bumi saja saat itu.. Alhamdulillah aku masih bisa bertahan dan kuat demi ibu (22 tahun ibu bisa bertahan dan kuat membesarkan aku sendirian maka aku juga harus bisa seperti beliau).. Langsung saja aku meminta tolong atasan ibu di kantor untuk membantu ibu (ibu adalah karyawan dari rumah sakit tempat ibu di rawat).. Ya dikarenakan ada pergantian dari askes,, maskin,, dan beberapa jaminan sosial kesehatan menjadi bpjs pada tahun 2014 ini maka biaya operasi ibu masih harus menunggu kepastian dari peraturan tersebut.. Akhirnya dokter meminta agar ibu dipulangkan dengan alasan kondisi ibu sudah mulai stabil dan dikhawatirkan jika terlalu lama di rumah sakit bisa terjadi infeksi dll..
Di rumah kondisi ibu bukannya makin membaik malah makin menurun.. Ibu tidak mau makan nasi (sebenarnya sejak tiga hari sebelum pulang dari rumah sakit ibu sudah tidak mau makan banyak hanya 3-6 sendok saat makan).. Apalagi saat jadwal kontrol ibu malah tidak mau untuk kontrol (saat itu bersamaan dengan saat aku sidang akhir skripsi).. Aku benar2 stress saat itu,, di perjalanan aku hanya bisa berdoa sambil menangis.. Bahkan sebelum masuk ruang sidang aku menangis untuk kesekian kalinya.. Aku takut tidak bisa mempresentasikan skirpsiku dengan baik dan benar saja,, kegugupanku bertambah,, bahkan aku tidak bisa konsentrasi ketika para dosen bertanya padaku.. Alhamdulillah,, Allah masih memberiku kemudahan.. Aku dinyatakan lulus dengan beberapa revisi dari para dosen pengujiku.. Alhamdulillah (lg) aku bisa melewati sidang dan revisi sidang dengan cukup baik dan mendapatkan nilai yg lumayan memuaskan..
Jumat lalu (21 februari 2014) ibu disuruh ke IRD agar bisa masuk ke ruangan yg dulu dan bisa untuk disegerakan operasinya.. Saat di IRD itulah dokter memberi tahu bahwa kreatin (aku gag tau apa itu yg jelas zat itu adanya di ginjal manusia) ibu mencapai angka 3 (normalnya di bawah angka satu).. Cukup riskan jika harus menjalani operasi untuk kelainan pembuluh darah otaknya ibu.. Jadi masih harus diobservasi lagi apakah fungsi ginjal ibu bisa membaik dengan catatan kreatinnya menurun (agak susah kata dokter karena ibu punya penyakit diabetes).. Jika tidak dikhawatirkan ibu bisa menjalani cuci darah karena hal ini (namun dengan kreatin diangka 3 masih merupakan gejala awal gagal ginjal).. Maka operasi ibu ditunda untuk waktu yg belum ditentukan..
Semoga Allah memberikan kesembuhan pada ibu agar bisa beraktivitas lagi meskipun bakalan terbatas,, tapi jika Allah menghendaki pasti selalu ada jalan bagi yg bertawakal dan berserah diri padaNya..
Di rumah kondisi ibu bukannya makin membaik malah makin menurun.. Ibu tidak mau makan nasi (sebenarnya sejak tiga hari sebelum pulang dari rumah sakit ibu sudah tidak mau makan banyak hanya 3-6 sendok saat makan).. Apalagi saat jadwal kontrol ibu malah tidak mau untuk kontrol (saat itu bersamaan dengan saat aku sidang akhir skripsi).. Aku benar2 stress saat itu,, di perjalanan aku hanya bisa berdoa sambil menangis.. Bahkan sebelum masuk ruang sidang aku menangis untuk kesekian kalinya.. Aku takut tidak bisa mempresentasikan skirpsiku dengan baik dan benar saja,, kegugupanku bertambah,, bahkan aku tidak bisa konsentrasi ketika para dosen bertanya padaku.. Alhamdulillah,, Allah masih memberiku kemudahan.. Aku dinyatakan lulus dengan beberapa revisi dari para dosen pengujiku.. Alhamdulillah (lg) aku bisa melewati sidang dan revisi sidang dengan cukup baik dan mendapatkan nilai yg lumayan memuaskan..
Jumat lalu (21 februari 2014) ibu disuruh ke IRD agar bisa masuk ke ruangan yg dulu dan bisa untuk disegerakan operasinya.. Saat di IRD itulah dokter memberi tahu bahwa kreatin (aku gag tau apa itu yg jelas zat itu adanya di ginjal manusia) ibu mencapai angka 3 (normalnya di bawah angka satu).. Cukup riskan jika harus menjalani operasi untuk kelainan pembuluh darah otaknya ibu.. Jadi masih harus diobservasi lagi apakah fungsi ginjal ibu bisa membaik dengan catatan kreatinnya menurun (agak susah kata dokter karena ibu punya penyakit diabetes).. Jika tidak dikhawatirkan ibu bisa menjalani cuci darah karena hal ini (namun dengan kreatin diangka 3 masih merupakan gejala awal gagal ginjal).. Maka operasi ibu ditunda untuk waktu yg belum ditentukan..
Semoga Allah memberikan kesembuhan pada ibu agar bisa beraktivitas lagi meskipun bakalan terbatas,, tapi jika Allah menghendaki pasti selalu ada jalan bagi yg bertawakal dan berserah diri padaNya..